KONSEP PEMBELAJARAN
Ada  banyak sekali konsep pembelajaran yang diterapkan khususnya di  Indonesia. Salah satunya konsep pembelajaran konstekstual  yang  dipandang sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip  pembelajaran. Konsep pembelajaran yang konstekstual ini merupakan  pembelajaran aktif antara guru dan siswa. Dan di dalam konsep  pembelajaran konstekstual ada unsur-unsurnya. Untuk lebih jelasnya  sebagai berikut penjelasannya.
Constructivisme 
Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya. Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahu-an, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu.
Inquiry
Siklus inkuiri: observasi dimulai  dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik  simpulan.Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan   observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya. Inquiri  merupakan pembelajaran untuk dapat berpikir nyata dan kritis dalam  menyikapinya. Biasanya untuk inkuiri ini berbentuk kasus untuk  dianalisis berdasarkan teori yang ada.
Questioning
Berguna  bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik;  menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta  didik.Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan  strategi belajar.Jika pertanyaan bagus maka akan memberikan rasa ingin  tahu kepada peserta didik.
Learning  Community
Dilakukan  melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan dalam  kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi  berkembang.
Modelling
Berguna  sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti  cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain. Pemodelan ini dapat  dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain.
Reflection
Yaitu  tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari. Sehingga ada respon  terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru. Hasilnya nanti  merupakan konstruksi pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat berupa  kesan, catatan atau hasil karya yang dapat memberikan imbal balik.
Autentic Assesment
Yaitu  menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Hal ini berlangsung selama  proses pembelajaran secara terintegras. Pada unsur ini dapat dilakukan  melalui berbagai cara yaitu test dan non-test. Alternative bentuk yang  dapat dilakukan kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal
Seorang ahli yang bernama Carl R  Rogers (1951) mengajukan konsep pembelajaran laian daripada konsep  pembelajaran konstektual yaitu “Student Centered Learning” yang intinya  yaitu :
- Kita tidak bisa mengajar orang  lain tetapi kita hanya bisa menfasilitasi belajarnya.
- Seseorang akan belajar  secarasignifikan hanya pada hal-hal yang dapat memperkuat/menumbuhkan   “self”nya.
- Manusia tidak bisa belajar kalau berada dibawah tekanan
- Pendidikan akan membelajarkan  peserta didik secara signifkan bila tidak ada tekanan terhadap peserta  didik, dan adanya perbedaan persepsi/pendapat difasilitasi/diakomodir.
Dari kedua konsep tersebut memang tidak ada yang salah dalam pembelajaran. Biasanya yang terjadi kekeliruan adalah pada saat prakteknya. Banyak pengajar yang mempraktekkan sesuka dirinya sehingga jika dikatakan seorang pengajar itu hanya menggunakan satu konsep, itu merupakan pernyataan yang salah. Banyak para pengajar yang menggunakan kombinasi berbagai konsep. Hal ini agar menunjang pembelajaran yang baik dan agar bisa di mengerti oleh siswanya dengan baik. Ketika seorang pengajar menggunakan konsep terdiri hanya satu itupun sebenarnya tidak salah, karena banyak sekali pengajar yang mengajar dengan konsep sama tetapi terjadi perbedaan di teknik-teknik pembelajarannya. Maka haruslah dimengerti untuk konsep ini bebas dilakukan oleh pengajar apakah mimilih satu atau dua konsep.
[teori]
[model belajar]
[constructivisme inquiry][learning community]
No comments:
Post a Comment